Advertisement

Responsive Advertisement

Siapa Blogger?

Siang, 20 Maret 2017 kemarin saya dengan lantang menuliskan ini di dinding Facebook saya:
ilustrasi: Front Porch Republic

Saya termasuk dalam golongan orang-orang yang ketika melakukan pencarian artikel informasi melalui mesin pencarian, tidak mengutamakan situsweb maupun blog penyedia apa yang saya cari, yang diurutkan oleh mesin tersebut pada halaman pertama. Bagi saya, situsweb dan blog yang berada di urutan pertama adalah apa yang oleh banyak kalangan disebut sebagai media arus utama, mainstream.

Sekejap, seakan-akan saya tergolong anti-mainstream. Tapi saya harus membantahnya karena bagi saya tak ada istilah anti-mainstream kecuali bagi mereka yang baru mengenal istilah "mainstream" itu sendiri.
Dalam anggapan saya, membaca informasi yang sumbernya ditemukan pada halaman pertama mesin pencarian, hanya membuat saya medapati informasi yang sama dengan apa yang kebanyakan orang dapatkan. Bukan hal yang salah, tapi saya menghindari betul mengenai hal semacam ini.

Biasanya, setiap ingin menggali suatu berita (opini, reportase, data statistik dan seterusnya) saya mengetikkan kata, misalnya, "Opini Papua", "Reportase Maiyah", "Data Statistik Narkoba", atau "Berita Kendeng". Dan yang muncul pada halaman pertama mesin pencarian adalah situsweb atau blog besar. Saya sebut besar karena situsweb dan blog tersebut telah terberitakan sebagai media "berpenghasilan tinggi". Saya mengunjungi situsweb atau blog yang berpenghasilan tinggi? Untuk makan di restaurant ternama saja saya mikir-mikir, apalagi sekadar mengunjungi situsweb atau blog ternama.

Coba kalian ikut mengetikkan kata kunci yang saya contohkan di atas pada kolom mesin perncarian. Tentu yang akan keluar adalah Kompas, Detik, Tribun (yang oleh Bimo, kawan saya, dianggap sebagai media yang "terlalu ambisi memperoleh klik"), dan sejenisnya. Mereka ini, selain saya memang tak suka gaya penyampaian beritanya yang, dalam pandangan saya, kurang berbobot, termasuk jenis media yang trafiknya sudah sangat tinggi dan tanpa "bantuan" kunjungan saya pun, mereka sudah barang tentu memiliki trafik tinggi. Di sinilah peran orang seperti saya akan "bermanfaat" bagi media-media yang baru dibangun.

Ketika saya tidak mengunjungi situsweb atau blog besar (ternama, kaya, mainstream), maka pilihan saya jatuhkan pada situsweb atau blog yang belum besar (tak terkenal luas, kere, non-mainstream). Dari ini, saya kemudian merasa bangga karena telah membantu menaikkan trafik situsweb atau blog kecil. Dari ini, saya melawan mereka yang dengan sekuat tenaga ingin menjadikan situsweb atau blognya, ketika orang mencari suatu artikel berita via mesin pencarian, berada di halaman pertama. Saya akan dengan senang hati mendukung semangat mereka ini andaikan, andaikan mereka menyajikan informasi yang tidak seragam dengan apa-apa yang telah lebih dulu ada dan disajikan oleh media lain. Mampukah mereka? Sejauh pengamatan saya, belum.

Mengapa mereka belum mampu menyajikan informasi aktual, faktual, dan bertumpu pada kaidah dalam kode etik jurnalistik serta memiliki pedoman media siber yang telah dirumuskan oleh para jurnalis? Karena sebagian besar dari mereka yang mengejar agar situsweb dan blognya berada di halaman pertama mesin pencarian, bukan orang-orang yang mengenal kaidah-kaidah jurnalisme. Mereka adalah sekawanan pemburu rupiah (atau dollar?) yang tidak memerhatikan konten (apalagi faktualisasi refernsi kontennya). Mereka, adalah penyebar informasi-informasi seragam yang sejatinya bermimpi mengudeta media-media besar.

Iya, sejatinya mereka sedang asyik bermimpi. Maka dari itu, kalian yang sempat menemui orang-orang yang gemar teriak-teriak agar situsweb atau blognya berada di halaman pertama, segeralah bangunkan orang tersebut. Atau, suruh orang semacam itu tidur dengan lelap tanpa gangguan mimpi-mimpi basah semacam itu. Tidur yang paling tenang; mati. Mati dari dunia yang dikoneksikan melalui jaringan internet.

Kepada kalian yang tengah membangun media informasi yang jelas, dari pada kalian ikut bermimpi agar media yang kalian kelola dapat mengudeta media-media mainstream, sebaiknya kalian berpikir ulang. Sebentar lagi, Mojokdotco akan resmi "bunuh diri", ini menjadi celah bagi kalian untuk mempelajari bagaimana situsweb tersebut bekerja. Kalian dapat "menggantikan" posisi Mojokdotco tersebut. Atau jika kalian nekat tetap ingin bersaing secara sehat, dirikanlah media-media progressif semacam basabasidotco, indoprogressdotcom, islambergerakdotcom, islamidotco, atau media yang kini tengah digemari kaum akademisi karena akurasi beritanya, tirtodotid.

Terakhir, saya ingatkan, bahwa apa yang kalian baca dari awal hingga akhir, hanyalah tulisan dari status seorang kuli (yang lebih rendah kedudukan sosialnya dari pada buruh), yang tentu tidak harus kalian sepakati apalagi setujui sehingga kalian memiliki cara pandang yang sama. Saya kasihan, nanti kalian akan dianggap sebagai "Pengikut Pemikiran Kaum Kuli".

Salam,
Em.

Dan,
Mari bertengkar!
Tak berapa lama kemudian, masih di dinding Facebook, saya menuliskan kalimat lain ini:
Mesin pencari (Google, Bing, Yahoo!) bagi saya sudah tidak terlalu penting. Mengapa? Buat apa saya melakukan pencarian artikel informatif jika media-media kredibel yang saya labeli "Trusted" sudah saya hafal alamat url-nya?

Misal, saya mencari berita bertopik "Investasi", maka saya kunjungi Tirto (tirto.id), atau yang spesialis menyajikan trafik data-data biasanya saya berkunjung ke Katadata Indonesia (katadata.co.id). Saya memerlukan analisis dan/atau preview pertandingan sepak bola, saya direct pergi ke Pandit Football (panditfootball.com).

Saya cari referensi pergerakan aktivis kiri, maka saya akan lekas mengunjungi Indo Progress (indoprogress.com), untuk bloggernya saya memilih blog milik Andre Barahamin (andrebarahamin.com).

Cari artikel islami (karena saya beragama Islam dan saya memilih betul dalam hal ini, secara hati-hati), maka saya akan pergi ke Islamidotco (islami.co), atau Editorial Islami yang berbasis pergerakan, maka saya jalan-jalan ke Islam Bergerak (islambergerak.com).

Belajar mengenai dunia Blogging dan marketing via internet, saya menjatuhkan pilihan pada Panduan IM dan Mas Sugeng (panduanim.com - sugeng.id), kadang ke Rizal Gaspol (rizalgaspol.com) karena yang terakhir saya sebut ini pengelolanya paling interaktif.

Sedangkan untuk informasi seputar teknologi, sementara saya memilih Jalan Tikus (jalantikus.com). Tentang Otomotif, saya kunjungi Pelengkap Otomotif (pelengkapotomotif.com), yang ini sih karena pengelolanya saya sedikit mengenalnya.

Bagaimana untuk artikel-artikel bebas? Ya saya pilih Separo (separowae.com) yang dikelola oleh pemuda berbakat asal desa Simbang Wetan kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan.

Kalau untuk belajar mengenai Batik? Tentu saja di Batik Merang (batikmerag.blogspot.com) karena ini blog saya sendiri. Bhahakk!
Sekian.

Post a Comment

0 Comments