Advertisement

Responsive Advertisement

Membalas Kasih Sayang Ibu



Ibu adalah orang pertama yang paling kusayangi. Aku menuliskan cerita sederhana ini untuk mengungkapkan betapa aku pun juga menyayangi ibuku meski rasa sayangnya padaku sudah pasti lebih besar dari sayangku padanya.

Aku memanggil ibuku dengan "Emak". Emakku adalah orang yang paling kusayangi. Dari rahim beliaulah aku kemudian dilahirkan ke dunia dan melihat segala bentuk dunia saat ini. Karena beliaulah aku kini bisa menjadi manusia seperti sekarang ini. Dan karena beliau pulalah aku, pada hari ini, dapat mengikuti kontes blog yang diadakan Elevenia.

ilustrasi gambar www.writtalin.com

Sampai detik ini, aku belum bisa dan kukira tak akan pernah bisa menemukan orang lain yang dapat menggantikan siapa Emak. Aku juga tak pernah ingin Emak digantikan oleh lain orang. Bagiku, Emak adalah satu-satunya orang yang ada di dunia ini, yang sayang dan kasihnya kepadaku, anaknya, tak pernah terputus. Dan Emaklah yang kemudian memberiku restu untuk nge-blog seperti yang pernah kukisahkan sedikit di tulisanku beberapa waktu lalu.

Emak saya memiliki kegemaran mengikuti pengajian-pengajian yang ada di Masjid di desaku. Atau terkadang, beliau mendengarkan dan menyimak pengajian melalui radio atau televisi. Satu-satunya kegemaran beliau yang sampai saat ini masih belum dapat dicontoh oleh anak-anaknya termasuk aku. Yang jelas, aku selalu senang dan bahagia setiap kali Emak saya mengikuti pengajian yang digemarinya tersebut.

Aku dan kakak serta adikku sangat menyayangi Emak, meski kami tahu sayang kami kepadanya masih kalah jauh dibanding kasih sayang Emak pada kami. Satu hal yang membuatku begitu menyayangi Emak adalah bahwa Emak jarang sekali memarahiku. Bahkan, aku tak ingat apakah Emak pernah memarahiku. Oh iya, aku ingat. Emak pernah sekali memarahiku karena aku sering pulang larut malam.

Ceritanya begini...

Saat itu aku sering keluar rumah hingga pulangnya larut malam. Seingatku, aku sering keluar rumah hingga selarut itu lantaran aku dan beberapa kawanku sedang merancang proyek besar di kotaku. Proyek yang harus digodok dan dipersiapkan dengan matang itu memang cukup memeras banyak tenaga, pikiran serta waktuku.

Nah, pada suatu malam aku pulang pukul 1 lewat tengah malam. Karena aku memang tak terbiasa membawa kunci rumah, maka aku biasanya mengetuk pintu agar dibukakan dan dapat memasuki rumah. Namun pada malam itu, sebelum aku mengetuk pintu, tepat saat aku tengah berdiri di depan pintu rumah, tiba-tiba pintu dibuka dari dalam dan Emak menyambutku dengan sendok di tangannya.

Emak kemudian memukulkan sendok tersebut di keningku seraya berkata,
“Keluar malam terus! Pulang larut malam terus! Mau jadi apa kamu?!” begitu katanya sambil terus memukul-mukulkan sendok di keningku. Aku segera meminta maaf dan memeluknya.
Lalu kukatakan padanya,
“Maafkan aku, Mak. Besok enggak keluar malam lagi. Janji.”

Usai memasukkan sepeda motorku, Emak masih menungguiku. Kemudian Emak bilang tadi Emak masak makanan favoritku dan aku disuruhnya untuk makan. Meski aku tidak lapar karena sebelumnya di acaraku bersama kawan-kawan sudah makan, aku tetap makan lagi. Aku sering tersenyum sendiri kalau mengingat malam itu.

Begitulah Emakku. Aku yakin dalam segala hal yang dilakukannya selalu didasari rasa kasih sayang terhadap anak-anaknya termasuk terhadapku. Emak barangkali marah dan tak suka kalau aku sering keluar rumah dan pulang terlalu larut malam. Aku yakin yang Emak khawatirkan adalah keselamatanku. Keselamatanku dari dunia yang serba harus berhati-hati ini.

Kemarin hari aku membaca Elevenia mengadakan kontes blog. Salah satu poin dalam materi penulisannya adalah “Hadiah apa yang cocok untuk orang yang paling kamu sayangi itu”. Saat membacanya, aku ingat bahwa Emak aku akan berulang tahun pada awal Mei depan.
Ilustrasi tas dari Blog Elevenia

Sebagai bentuk dari mewujudkan rasa sayangku pada Emak sekaligus membalas kasih sayangnya padaku, aku ingin memberi Emak hadiah pad hari ulang tahunnya tersebut. Jika harus menyebut spesifikasi barang apa, aku akan memilih Tas yang aku yakin Emak akan menyukainya lebih-lebih akan bermanfaat baginya untuk menyimpan kitab, bacaan-bacaan dan beberapa barang yang biasanya dibawa ke pengajian seperti kacamata dan pulpen.

Segera aku membuka website Elevenia dan mencari tas yang cocok untuk Emakku. Yang cocok di sini maksudku adalah, yang cocok dengan usia Emakku yang sudah mendekati angka 60 tahun, juga yang cocok bahwa Emak bukan tipikal orang yang gemar keluar ke mall-mall dan sejenisnya. Jadi, aku harus memilihkan dengan jeli dan tepat guna dalam hal ini agar hadiah yang kuberikan benar-benar bermanfaat dan Emak menyukainya.

Sampai di sini dulu cerita sederhana tentang bagaimana membalas kasih sayang ibu ini kutuliskan. Aku mau melanjutkan memilih-milih tas yang cocok untuk Emak di Elevenia. Kalian, kalau ingin membantuku memilihkannya, boleh kok melalui komentar. 

Terimakasih.

Post a Comment

0 Comments