Advertisement

Responsive Advertisement

Membaca Dulu Ngeblog Kemudian



wikimedia.org

Sebagai seorang blogger pemula, tentu saya harus menaruh hormat setinggi-tingginya kepada mereka yang sudah berstatus master-blogger atau mastah atas apa saja yang telah mereka bagi melalui blog-blog mereka. Keberadaan mereka sangat membantu perkembangan orang-orang seperti saya ini. Namun begitu, terkadang memang saya jumpai informasi yang mereka bagikan, tak sepenuhnya diberikan. Sehingga
tak jarang membuat pemula merasa kebingungan di tengah jalan.

Ada beberapa solusi bagi pemula ketika menemukan sebuah blog milik master-blogger yang tricks and tipsnya kita baca dan pelajari sembari kita praktekkan, namun tips itu tak mencakup sepenuhnya yang kita ingin pelajari dan cari. Solusi termudah adalah dengan kembali ke kolom pencarian, kita ketikkan lagi beberapa kata tambahan agar apa yang ingin kita cari, ditemukan lebih spesifik oleh mesin pencari.

Biasanya dengan demikian akan muncul hasil yang sedikit berbeda. Barangkali sebetulnya sama saja hasilnya, tapi urutannya yang muncul berbeda. Diakui atau tidak, ketika kita sedang mencari sesuatu melalui mesin pencarian, kita lebih suka untuk mengklik hasil teratas dari apa yang kita cari. Kecuali, hasil teratas adalah link-link iklan, tentu saja.

Jika apa yang kita cari kemudian dapat kita temukan solusinya dari hasil lain yang lebih baru seperti itu, kita tinggal membaca dan mengikuti petunjuk para penulis blog yang kita kunjungi itu. Solusi atas masalah selesai jika blog lain yang kita kunjungi ini memuat informasi yang kita perlukan, yang sebenarnya tinggal separuh perjalanan lagi setelah sebelumnya sempat kita pecahkan oleh blog pertama.

Bagaimana jika yang terjadi adalah bahwa konten blog kedua yang kita kunjungi itu sama setengah-hatinya dengan blog pertama? Alias informasi yang dibagikan hanya setengah saja sehingga membuat pemula kian bingung dan ingin kembali lagi ke kolom pencarian?

Tanyakan pada pemilik blog melalui kolom komentar pada blog yang bersangkutan? Hal ini bisa dilakukan namun kita harus siap menunggu beberapa menit atau jam atau bahkan hari untuk menunggu jawaban yang diberikan oleh pemilik blog tersebut. Yang jadi, bukannya solusi selesai, kitanya lelah menunggu.

Tenang, masih ada alternatif solusi lain jika kita sebagai blogger pemula menemui masalah saat kita hendak melakukan ini-itu di wilayah blogging. Yaitu dengan menanyakan di forum group-group Blogger. Di sana, setiap masalah yang kita ajukan selalu direspon oleh anggota lain dalam group ini. Bahkan, tak jarang di antara orang-orang dalam group ini mau menuntun step by step pada para pemula. Hal ini kemudian dapat memecahkan masalah yang kita hadapi.

Di sini, saya kemudain berpikir bahwa sebuah forum semacam group-group Blogger itu sangat penting bagi kelangsungan hidup kita pada zaman sekarang. Saya yakin bahwa selain group Blogger, ada group-group lain yang sama bermanfaatnya.

Sebagai contoh, banyak di antara kita mengenal situs jual-beli seperti tokopedia, olx, lazada, bukalapak atau amazon sekalipun. Tetapi, mau kita akui atau tidak, melakukan transaksi jual-beli online paling nyaman adalah melalui group-group di Facebook yang biasanya dibikin oleh orang-orang di tiap regional tempat kita tinggal. Saya mengira bahwa forum jual-beli yang terdapat di Facebook lebih mudah digunakan oleh banyak orang daripada situs-situs jual-beli yang saya sebutkan di atas tadi.

Sekitar setahun yang lalu, saya sempat berdiskusi (aslinya sih ngobrol biasa saja, tapi biar agak keren sedikit saya sebut demikian. Hehehe.) dengan teman saya mengenai situs jual-beli ini. Saat itu ia, teman saya ini, memperkirakan bahwa di kemudian hari, situs-situs jual-beli seperti di atas tadi, tidak terlalu laku karena nanti akan ramai situs jual-beli yang dibuat oleh orang-orang yang hanya memfokuskan jual-beli di wilayah tertentu saja.

Misalkan, kata teman saya itu, kita di Pekalongan ya kita buat situs jual-beli yang hanya dikhususkan pada produk-produk karya orang-orang Pekalongan dan sekitarnya saja.

Meski pada saati itu saya juga memiliki perkiraan yang kurang lebih sama, tapi saya sempatkan untuk sedikit mengoreksi, jika demikian yang terjadi, bukankah nantinya berarti produk di kota tertentu, akan sulit dan lama dikenal oleh orang-orang di luar kota itu? Selain itu, kan sudah ada forum jual beli yang dibuat di Facebook, masbro?

Eh, kok saya ngomonginnya malah ke sini, ya? Hehehe. Maaf…

Nah, kita kembali ke kehidupan Blogger lagi saja.

Begini, saya yakin bahwa setiap yang kita pelajari, dapat kita praktekkan. Dan yang kita praktekkan saya yakin hasilnya tak selalu sama apa yang dilakukan oleh lain orang. Itulah kenapa, menurut saya, ketika kita sebagai blogger pemula menemukan suatu masalah meski kita telah mengikuti seluruh langkah yang disarankan oleh para master-blogger, kita tak perlu bersungut-sungut memaki para dedengkot itu hanya karena tipsnya tak menuai hasil yang sama dengan apa yang mereka diperlihatkan.

Belajarlah lagi, membaca lagi, memahami lagi, terus seperti itu.
Menurut saya, modal utama seorang blogger yang hendak sukses adalah memiliki minat baca setinggi angkasa. Iya, membaca bagi saya adalah kunci utama bagi kita yang hendak masuk ke dunia blogging. Saya yakin jika kita termasuk tipikal orang yang malas membaca, maka kita tak akan pernah sukses dalam dunia blogging.

Jadi, saya berkesimpulan bahwa kita semua yang masih baru di dunia blogging, mulailah menyadari dan rabailah pikiran kita. Sudahkah ia dipenuhi oleh informasi-informasi yang dapat dipertanggungjawabkan? Sudahkah ia depenuhi diksi-diksi yang mudah dipahami orang lain? Sudahkah ia diasupi buku-buku penunjang informasi yang kita baca di media-media penyedia berita? Jika semua pertanyaan ini jawabannya belum, maka sebaiknya kita berhenti nge-blog saja. Uang yang biasanya kita pergunakan untuk membeli kuota atau membayar paketan wi-fi agar kita bisa nge-blog, sebaiknya kita pergunakan untuk keperluan lain; membeli buku.

Selamat!

Post a Comment

2 Comments

  1. Alangkah lebih baiknya cari revrensi dulu sebelum posting biar lebih berkualitas nantinya

    ReplyDelete
  2. Referensi apa mau menulis relevansi, Mas?
    Siap! Apa pun maksudnya, saya tampung... :)

    ReplyDelete